Daftar Isi:
Kecerdasan buatan (AI) digunakan baik untuk memantau dan mencegah kejahatan di banyak negara. Faktanya, keterlibatan AI dalam manajemen kejahatan dimulai pada awal 2000-an. AI digunakan di bidang-bidang seperti deteksi dan penonaktifan bom, pengawasan, prediksi, pemindaian media sosial, dan wawancarai tersangka. Namun, untuk semua hype dan kehebohan di sekitar AI, ada ruang untuk pertumbuhan perannya dalam manajemen kejahatan.
Saat ini, beberapa masalah terbukti bermasalah. AI tidak secara seragam terlibat lintas negara dalam manajemen kejahatan. Ada perdebatan sengit tentang batas-batas etika AI, memaksa otoritas penegak hukum untuk melangkah hati-hati. Menentukan ruang lingkup dan batas-batas AI, yang mencakup pengumpulan data pribadi, adalah tugas yang kompleks. Meskipun masalah, AI merupakan janji paradigma baru dalam manajemen kejahatan, dan itu adalah kasus yang kuat untuk pengejaran. (Untuk lebih lanjut tentang teknologi memerangi kejahatan, lihat 4 Penjahat Besar yang Tertangkap oleh Teknologi Komputer.)
Apa Model Pencegahan Kejahatan?
Model pencegahan kejahatan adalah tentang menganalisis volume besar berbagai jenis data dari berbagai sumber dan memperoleh wawasan. Berdasarkan wawasan, prediksi dapat dibuat pada berbagai kegiatan kriminal. Misalnya, media sosial memberikan tambang emas data yang benar untuk analisis - meskipun, karena masalah privasi, ini adalah masalah yang diperdebatkan. Adalah fakta yang diketahui bahwa kegiatan radikalisasi oleh berbagai kelompok dilakukan melalui media sosial. AI dapat mengungkapkan wawasan penting dengan menganalisis data tersebut dan dapat memberikan arahan kepada lembaga penegak hukum.